KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN

Sabtu, 31 Juli 2010

ASKEP DHF

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi virus dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan subtropis, oleh karena peningkatan jumlah penderita, menyebarluasnya daerah yang terkena wabah dan manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yaitu Dengue Hemorrhagia Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS).
Antara tahun 1975 dan 1995, DD/DBD terdeteksi keberadaannya di 102 negara di lima wilayah WHO yaitu: 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di Mediterania Timur dan 29 negara di Pasifik Barat. Seluruh wilayah tropis di dunia saat ini telah menjadi hiperendemis dengan ke-empat serotipe virus secara bersama-sama di wilayah Amerika, Asia Pasifik, dan Afrika. Indonesia, Myanmar, Thailand masuk kategori A yaitu: KLB/ wabah siklis, terulang pada jangka waktu antara 3 sampai 5 tahun. Menyebar sampai daerah pedesaan, sirkulais serotipe virus beragam (WHO, 2000).
Di Indoensia penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar ke seluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditengarai adanya kolerasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD di setiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tata laksana DBD secara konvensional sudah berubah.

B. TUJUAN
Mengetahui definisi DHF, mengetahui etiologi DHF pada anak, mengidentifikasi manifestasi klinis DHF pada anak, menjelaskan patofisiologi DHF pada anak, mengetahui penatalaksanaan medis DHF pada anak serta mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada orang tua dan anak selama proses hospitalisasi.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI FISIOLOGI
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri.
Transportasi semacam itu penting untuk memelihara homeostatis. Darah terjadi dari cairan kompleks, yaitu plasma tempat unsur-unsur sel eristrosit, leukosit dan trombosit terbenam di dalamnya.
Eritrosit (sel darah merah) atau SDM pada dasarnya adalah suatu kantung hemoglobin yang terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dan CO2 (dalam tingkat yang lebih rendah) di dalam darah. Leukosit (sel darah putih) SDP, unit ini pertahanan sistem imun yang mobil, diangkut dalam darah ke tempat-tempat cidera atau invasi mikroorganisme penyebab penyakit.
Karena darah sangat penting sangat penting, harus terdapat mekanisme yang dapat memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah. Trombosit (keping darah) penting dalam hemostatis, penghentian perdarahan dari sutu pembuluh yang cidera.
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis unsur sel khusus, eritrosit, leukosit, trombosit, yang terendam dalam cairan kompleks plasma. Pergerakan konstan darah sewaktu mengalir melalui pembuluh menyebabkan unsur-unsur sel tersebar relatif merata di dalam plasma. Namun, apabila suatu sampel darah utuh ditaruh dalam sebuah tabung reaksi dan diberi zat untuk mencegah pembekuan, unsur-unsur sel yang lebih berat akan secara perlahan mengendap di dasar dan plasma yang lebih ringan naik ke bagian atas. Proses ini dipercepat oleh pemusungan (centrifugasi), yang dengan cepat menyebabkan sel-sel mengendap di dasar tabung. Karena lebih dari 99% sel adalah eritrosit, hematokrit, atau packed cell volum pada dasarnya mewakili presentasi volume darah total yang ditempati oleh eritrosit. Plasma membentuk volume sisanya. Hematokrit pada wanita rata-rata adalah 42% dan pria sedikit lebih tinggi, yaitu 48%,sedangkan volume rata-rata yang ditempati oleh plasma pada wanita adalah 58% pada pria 55%. Sel darah putih dan trombosit yang tidak berwarna dan kurang padat dibandingkan dengan eritrosit mengendap membentuk sebuah lapitas tipis berwarna krem ‘buffu coal’ di atas kolom sel darah merah. Lapisan ini menempati kurang dari 1% volume darah total.
Unsur-unsur darah:
1. Plasma
Plasma karena berupa cairan, 99% terdiri dari air yang berfungsi sebagai medium untuk mengangkut berbagai bahan dalamd arah. Selain itu, karena air memiliki kemampuanmenahan panas dengan kapasitas tinggi. Plasma mampu menyerap dan mendistribusikan banyak panas yang dihasilkan oleh metabolisme di dalam jaringan sementara suhu darah itu sendiri hanya mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh dikeluarkan ke lingkungan ketika darah mengalir ke permukaan kulit.
Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang tidak sekedar diangkut. Komponen-komponen penting ini dalam keadaan normal tetap berada dalam plasma, tempat mereka melakukan banyak fungsi bermanfaat. Karena merupakan konstituen plasma berukuran terbesar. Protein-protein plasma biasanya tidak keluar dari pori-pori di dinding kapiler. Juga tidak seperti konstituen plasma lainnya yang larut dalam air plasma, protein plasma berada dalam disversi koloid.
2. Eritrosit
Setiap mililiter darah mengandung rata-rata 5 milyar eritrosit (sel darah merah), yang secara klinissering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta/mm3. Eritrosit adalah sel gepeng berbentuk piringan yang di bagian tengah kedua sisinya mencekung, seperti sebuah donat dengan bagian tengah menggepeng bukan berlubang (eritrosit adalah lempeng bikonkaf dengan garis tengah 8m).

3. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih adalah unit-unit yang dapat bergerak (mobil) dalam sistem pertahanan tubuh. Imunitas mengacu pada kemampuan tubuh menahan atau mengeliminasi sel abnormal atau benda asing yang berperan merusak. Leukosit dan turunnya berperan dalam:
Menahan invasi oleh patogen (mikroorganisme penyebab infeksi) misalnya bakteri virus melalui proses fagositosis. Mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker yang muncul di dalam tubuh.
Berfungsi sebagai ‘petugas pembersih’ yang membersihkan ‘sampah’ tubuh dengan memfagosit debris yang ebrasal dari sel yang mati atau cidera. Yang terakhir ini penting dalam penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
Jenis-jenis leukosit yaitu:
 Neutrofil
 Eosinofil
 Basofil
 Monosit
 Limfosit
4. Trombosit
Selain eritrosit dan leukosit, trombosit adalah jenis unsur ketiga yang terdapat di dalam darah. Trombosit bukanlah suatu sel utuh tapi fragmen atau potongan kecil sel (bergaris tengah sekitar 2-4 m yang terlepas dari tepi luar suatu sel besar (bergaris tengah sampai 60 m) disusun tulang yang dikenal sebagai megakariosit berasal dari sel bakal yang belum berdifferensiasi (undifferensiasi) yang sama dengan yang menghasilkan turunan eritrosit dan leukosit. Trombosit pada dasarnya adalah suatu vesikel yang mengandung sebagian dari sitoplasma megakarosit terbungkus oleh membran plasma.
Dalam setiap mililiter darah pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000 trombosit (kisarannya 150.000-350.000/mm3). Trombosit tetap berfungsi selama sekitar sepuluh hari untuk kemudian disingkirkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, terutama makrofag yang terdapat di dalam limpa dan hati dan diganti oleh trombosit baru yang dikeluarkan dari sumsum tulang.
Trombosit tidak keluar dari pembuluh darah seperti yang dilakukan oleh pembuluh darah seperti yang dilakukan oleh sel darah putih, tetapi sekitar sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan dalam rongga-rangga berisi darah di limpa. Simpanan trombosit ini dapat dikeluarkan dari limpa ke dalam sirkulasi sesuai dengan kebutuhan (misalnya pada saat terjadi perdarahan) oleh kontraksi limpa yang diinduksi oleh stimulasi simpatis.
Karena merupakan fragmen sel, trombosit tidak memiliki nukleus. Namun, sel ini diperlengkapi oleh organel dan sistem enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan mensintesis produk skretorik yang disimpan di granula-granula yang tersebar di seluruh sitosolnya. Selain itu trombosit mengandung aktin dan miosin dalam konsentrasi yang tinggi sehingga trombosit dapat kontraksi. Kemampuan sekretorik dan berkontraksi ini penting dalam homeostatis.

B. DEFINISI
Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melaui igitan nyamuk aedes (aedes albopictus dan aedes aegypti).
(Ngastiyah,1997)
Dengue haemorrahagic (DHF) atau Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nymuk aedes aegepti. Penyakit ini dapat menyeraang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.
(Nursalam,2005)
Dengue ialah suatu infeksi arbovirus (arthropod bone virus) akut; ditularkan oleh nyamuk spesies aedes.
(FKUI, 1985)
Demam dengue adalah contoh dari penyakit yang disebarkan oleh vektor. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarka melalui populasi manusia yaitu oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk hidup didaerah tropis dan berkembang biak pada sumber air yang pendek.
(Brunner&Sudart.,2002)
Demam Dengue, adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan tanda-tanda perdarahan. Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome (DSS).
(http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html)
Demam berdarah dengue sendiri adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan menggunakan nyamuk Aedes aegypti sebagai perantaranya.
(www.medicastore.co.id.2006)
Musim penghujan datang , penderita demam berdarah terus bertambah.Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Apa itu Demam berdarah? Bagaimana Menanganinya ataupun mencegahnya? ...........
Musim penghujan datang , penderita demam berdarah terus bertambah. Bahkan kadang rumah sakit harus menyediakan tambahan tempat tidur untuk pasien demam berdarah. Penyakit ini tidak kenal usia, dapat menyerang orang dewasa , anak-anak, dan balita. Bahkan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak dan tidak jarang menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
((c) Dr.SuriViana - www.infoibu.com)
Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. (Wikipedia Indonesia,2007)

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam yang bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan.
(Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2004, 2005, 2006)

C. DAUR HIDUP VIRUS DENGUE
1. Virus dengue dalam tubuh nyamuk
Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia (makhluk vertebrata) yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue di dalam darahnya (viraemia). Virus yang sampai ke dalam lambung nyamuk akan mengalami repliasi (memecah diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di kelenjar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan ke dalam kulit tubuh manusia melalaui gigitan nyamuk.
2. Virus dengue dalam tubuh manusia
Virus memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana vrus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viraemia), dan pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia, maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi ini akan memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit.
Nyamuk aedes ini hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah seperti : bak mandi/wc , minuman burung, air tempayan/gentong, kaleng dan ban bekas, dll. Perkembangan hidup nyamuk ini dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya, nyamuk jantan hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Kemampuan terbang berkisar antara 40-100 meter dari tempat berkembang biaknya. Tempat istirahat yang disukainya adalah benda-benda yang tergantung yang ada di dalam rumah , seperti gordyn, kelambu, baju/pakaian di kamar yang gelap dan lembab.
(http://www.rw14.web.id atau http://www.rw14.org)

D. ETIOLOGI
Penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah virus dengue. Di indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam group B dari arthropedi borne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3 dan DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang menjadi peyebab terbanyak. Infeksi oleh salah satu serotipe menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersankutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain. Virus dengue ini terutama itularkan melalui vektor nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan.(Nursalam,2005)
Virus dengue termasuk dalam kelompok arbovirus B. dikenal 4 serotipe virus dengue yang saling tidak mempunyai imunitas silang.(FKUI,1985)
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga. 3.
(Tri Djoko Wahono,2006)

E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme sebenarnya mengenai patofisiologi, hemodinamikadan biokimia DHF hingga kini belum diketahui secara pasti. DHF dapat terjadi bila seseorang setelah terinfeksi dengue untuk pertama kalinya mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berbeda. Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berta penyakit yang membedakan DHF dari dengue klasik adalah meningkatny permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, serta terjadinya hipotensi, trombositopeni dan diastesis hemorragik. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut dan nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Ada dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat dari kebocoran plasma ke daerah vaskular melalui kapiler yang rusak, sehingga mengakibatkan menurunnya volume plasma dan meningkatnya nilai hematokrit. Bukti dugaan ini adalah ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga peritonium, pelura dan perikard yang ternyata melebihi pemberian cairan infus, serta terjadinya bendungan pembuluh darah paru. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari awal demam sampai puncaknya pada masa renjatan. Trombositopeni yang hebat, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi koagulasi merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan. Perdarahan kulit umumnya disebabkan oleh faktor kapiler dan trombositopeni, sedangkan perdarahan masif diakibatkan oelh kelainan yang lebih kompleks, yaitu trombositopeni, gangguan faktor pembekuan.
Secara kronologis prosesnya dimulai dari nyamuk aedes yang tidak bervirus menggigit dan mengisap darah seseorang yang telah terkena demam berdarah dengue. Nyamuk yang sudah terinfeksi virus kemudian menggigit orang sehat dan memindahkan virusnya bersama air ludah ke dalam tubuh. Pada saat tersebut, virus memperbanyak diri dan menginfeksi sel-sel darah putih serta kelenjar getah bening untuk kemudian masuk ke sistem sirkulasi darah. Virus ini sebenarnya hanya ada di dalam darah selama 3 hari sejak ditularkan oleh nyamuk. Pada hari-hari itulah terjadi pertempuran antara antibodi dan virus dengue yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Badan biasanya mengalami gejala demam dengan suhu tinggi antara 39 sampai 40 derajat celcius. Akibat pertempuran tersebut terjadi penurunan kadar trombosit dan bocornya pembuluh darah sehingga membuat plasma darah mengalir ke luar. Penurunan trombosit ini mulai bisa dideteksi pada hari ketiga. Masa kritis penderita demam berdarah berlangsung sesudahnya, yakni pada hari keempat dan kelima.
Pada fase ini, suhu badan turun dan biasanya diikuti oleh sindrom shock dengue karena perubahan yang tiba-tiba. Muka penderita pun menjadi memerah atau facial flush. Biasanya, penderita juga mengalami sakit pada kepala, tubuh bagian belakang, otot, tulang dan perut (antara pusar dan ulu hati). Tidak jarang diikuti dengan muntah yang berlanjut dan suhu dingin dan lembab pada ujung jari serta kaki.
Penanganan yang benar pada fase tersebut sangat ditekankan agar penderita bisa melewati masa kritisnya dengan baik. Caranya dengan banyak memberikan asupan cairan kepada penderita sebagai pengganti plasma darah. Hal ini dikarenakan banyaknya cairan tubuh yang hilang dengan cepat akibat merembesnya plasma darah yang keluar dari pembuluh darah. Saat ini, larutan gula garam atau oralit masih merupakan cairan terbaik karena komposisinya setara dengan plasma darah. Pemberian infus diberikan apabila penderita dalam kondisi muntah terus, tidak bisa makan dan minum, menderita kejang, kesadaran menurun atau derajat kebocoran plasma darahnya tinggi, yang biasa terjadi pada fase kritis. Begitu pula dengan transfusi trambosit yang akan diberikan jika trambosit penderita di bawah 100.000 dengan pendarahan yang cukup banyak. Bila masa kritis itu bisa dilewati dengan baik maka pada hari keenam dan ketujuh kondisi penderita akan berangsur membaik dan kembali normal pada hari ketujuh atau kedelapan.
(www.medicastore.co.id.2006)
F. MANIFESTASI KLINIS
Infeksi oleh virus Dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal.Gejala Demam Dengue tergantung Pada umur penderita. Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa demam Disertai dengan ruam-ruam pada kulit. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, biasa dimulai dengan demam ringan atau tinggi (>39 derajat C) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai dengan sakit kepala hebat, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah dan ruam-ruam. Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik perdarahan di tenggorokan dan selaput bening mata. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, perasaan tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan atau nyeri di seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40 - 41 derajat C dan terjadi kejang demam pada bayi.
(http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html)
Masa tunas 3-15 hari tetapi rat-rata 5-8 hari. Gejala kinik timbul secara mendadak berupa suhu tinggi, nyeri pada otot seluruh tubuh, nyeri dibelakang kepala hebat, suara serak, batuk, epitaksis serta disuria. Penyakit biasanya akan sembuh sendiri dalam 5 hari dengan penurunan suhu secara lisis. Maka penyakit ini juga disebut vyfdaagse koorts (demam 5 hari).
(Ngaasiyah,1997)
Gejala yang timbul
­ Biasanya ditandai dengan 4 gejala klinis utama; demam tinggi 2-7 hari, fenomena perdarahan, pembesaran hati dan kegagalan sirkulasi / syok.
­ Gejala penyerta ; nyeri kepala, nyeri otot, timbul ruam / kemerahan di kulit, nyeri tulang, mual, nyeri ulu hati.
­ Fenomena perdarahan yang sering terjadi adalah timbul bercak-bercak merah di muka dan lengan-tungkai dan langit-langit mulut. Mimisan dan perdarahan gusi juga dapat terjadi. Keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan perdarahan organ dalam tubuh.
­ Laboratorium yang mendukung: trombositopenia ( trombosit kurang dari 100.000/ mm3) , hemokonsentrasi ( kadar Ht lebih 20% dari normal).
­ Fase kritis adalah saat suhu turun ,yaitu antara hari ketiga dan kelima. Resiko terjadinya syok meningkat ( keringat banyak, gelisah. Ujung kaki tangan dingin) dan dapat menjadi fatal.
­ Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, perasaan tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan atau nyeri di seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40 - 41 derajat C dan terjadi kejang demam pada bayi.

DHF adalah komplikasi serius demam dengue yang dapat mengancam jiwa penderitanya, ditandai oleh:
a.. Demam tinggi yang terjadi tiba-tiba
b.. Tanda-tanda perdarahan
c.. Pembesaran hati
d.. Kadang-kadang disertai syok
Tanda-tanda perdarahan pada DHF dimulai dari tes Torniquet positif dan bintik-bintik perdarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terlihat di seluruh anggota gerak, ketiak, wajah, dan gusi. Juga bisa terjadi perdarahan hidung, gusi dan perdarahan dari saluran cerna dan perdarahan dalam urin. Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokkan menjadi 4 tingkatan :
a) Derajat 1: demam diikuti gejala tidak khas. Satu-satunya tanda perdarahan adalah tes torniquet positif atau mudah memar.
b) Derajat 2: gejala derajat 1 ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
c) Derajat 3: terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah , hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita gelisah.
d) Derajat 4: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diperiksa.
Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam. Setelah demam selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah. Penderita berkeringat, gelisah, kaki dan tangan dingin dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tak terlihat, menandakan kebocoran plasma yang ringan. Bila kehilangan plasma hebat, akan terjadi syok, syok berat dan kematian bila tidak segera ditangani.
Pada penderita dengan DSS, kondisi penderita akan cepat memburuk. Ditandai dengan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun hingga kurang dari 20 mmHg atau terjadi hipotensi. Kulit dingin, lembab dan penderita mula-mula terlihat mengantuk kemudian gelisah. Bila keadaan ini tidak segera ditangani penderita akan meninggal dalam Waktu 12-24 jam. Dengan pemberian cairan pengganti, kondisi penderita akan dengan cepat membaik. Pada syok yang berat sekalipun, penderita akan membaik dalam 2-3 hari. Tanda-tanda adanya perbaikan adalah jumlah urine yang cukup dan kembali nya nafsu makan.
(http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html)

Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a) Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C
b) Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb
c) Hepatomegali (pembesaran hati).
d) Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e) Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm³.
f) Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
g) Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
h) Pendarahan pada hidung dan gusi.
i) Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
http://www.rw14.web.id atau http://www.rw14.org


G. KOMPLIKASI
1. Hepatomegali
2. Syok Hipovolemik
3. Perdarahan
4. Kematian
5. Splenomegali


H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Serologi dan reaksi berantai polimerasetersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Isolasi virus dengan dari serum, plasma, leukosit ataupun otopsi.
2) Ditemukannya anti bodi IgG ataupun AgM yang meningkatkan tinggi titernya mencapai empat kali lipat terhadap satu atau lebih antigen dengue dalam spesimen serta berpandangan.
3) Dibuktikan adanya virus dengue dari jaringan otopsi dengan cara immunokimiawi atau dengan cara immuno-flouresens, ataupun di dalam spesimen serum dengan uji ELISA.
4) Dibuktikan dengan keberadaan gambaran genomic sekuen virus dari jaringan otopsi, sediaan serum atau cairan serebro spinal (CSS); dengan uji Polymerase Chain Reaction (PRC).
5) Tes Tourniquet yang positif.
6) Adanya perdarahan dalam bentuk petekiae, ekimosis atau purpura.
7) Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan atau di tempat lainnya.
8) Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari meningginya nilai hematokrit pada masa kovalen.
Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinik disertai adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi tersebut jika dilakukan pemerikasaan serologis ternyata diagnosis tepat. Berdasarkan patokan dari WHO (1975) DBD dibagi menjadi 4 derajat sebagai berikut :
a) Derajat I . Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat menifstasi perdarahan (uji turniket positif)
b) Derajat II. Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
c) Derajat III. Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi ceapat dan lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari 20mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin dn lembab, gelisah
d) Derajat IV. Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.
(Ngastiah, 1997)
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
a) DBD tanpa renjatan
Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum. Yaitu 11/2-2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup susu dan bila mau harus banyak oralit. Cara pemberian minum demi sedikit- sediikit dan orang tua menunggu dilibatkan dalam gegiatan ini. Jika anak tidak mau minum sesuai yang dianjurkan tidak dibenarkan pemasangan sonde karena resiko merangsang terjadinya pendarahan.
Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat anti teripetik dan kompres dingin. Jika terjadi kejang- kejang diberi luminal dan anti konfulsan lainnya. Luminal diberikan dengan dosis: anak umur kurang 1 tahun 50 mg IM; anak lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/ kg BB. Anak diatas 1 tahun diberi 50 mg, dan dibawah 1 tahun 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital.
Infus diberikan dengan pasien DBD tanpa rejatan apabila:
1. pasien terus-menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam adanya dehidrasi.
2. hematokrit yang cenderung meningkat.
Hematokrit mencerminkan derajat kebocoran plasma dan biasanya mendahului munculnya secara klinik perubahan fungsi vital (hipotensi, penurunan tekanan nadi); sedangkan turunnya nilai trombosit biasanya mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga menderita DBD harus diperiksa Ht, Hb dan trombosit setiap hari mulai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1-2 hari. Niali Ht itulah yang menentukan apakah pasien perlu dipasang infus atau tidak.
b) DBD disertai renjatan (DSS)
Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan palsma atau plasma ekspander, banyaknya 20-30 ml/kgBB.
(Ngastiyah,1997)
PENCEGAHAN
Nyamuk aedes betina sebagai perantara memang tidak berbahaya selama belum terkena virus dengue. Namun sebaiknya kita mencegah perkembangan nyamuk tersebut mengingat infeksi virus dengue telah menyebar luas. Metode yang baik saat ini adalah menguras segala tempat air tergenang, menutup lubang dan mengubur barang-barang bekas yang potensial menjadi sarang nyamuk. Sebagai pertahanan tubuh, konsumsi vitamin C minimal 60 mg dan air sebanyak 1 liter setiap hari. Jangan lupakan waktu untuk beristirahat. Ada baiknya menggunakan cairan penolak nyamuk yang dioleskan ke tubuh supaya terhindar dari gigitan nyamuk. Mencegah akan selalu lebih baik ketimbang mengobati.(www.medicastore.co.id.2006)
STRATEGI PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal virus dengue dengan berbagai serotipe. Satu-satunya usaha pencegahan atau pengendalian dengue adalah dengan memerangi nyamuk yang berperan pada penularan virus dengue. Aedes aegypti berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan manusia seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat lain yang menampung air hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di dalam rumah dan meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.
Pencegahan yang efektif seharusnya dilaksanakan secara integral bersama-sama antara masyarakat, pemerintah dan petugas kesehatan. Upaya pemberantasan meliputi : Pencegahan , yang dikenal dengan gerakan 3 M , yaitu;
1. menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate kedalamnya.
2. menutup rapat-rapat tempat penampungan air
3. mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan; seperti kaleng bekas , plastik, dll
­ Pemberantasan vektor /nyamuk ;
­ penyemprotan /Kunjungan ke ruamh-rumah untuk pemantauan jentik dan abatisasi. fogging fokus pada lokasi ditemui kasus.
­ Penyuluhan dan kerja bakti melakukan kegiatan 3M.
Ditempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa waktu tertentu. Ditempat yang sudah terjangkit DHF dilakukan penyemprotan insektisida secara fogging. Untuk perlindungan yang lebih intensif, orang-orang yang tidur siang sebaiknya menggunakan kelambu, memasang kasa nyamuk di pintu dan jendela, menggunakan semprotan nyamuk di dalam rumah dan obat-obat nyamuk yang dioleskan. Terapi dengan TOGA
­ Kapsul Buah Makasar 3 x1 kaps/hari
­ Kapsul Mimba 3 x 1 Kaps/hari
­ Kapsul Sambiloto 3 x 1 Kaps/hari
Fungsi ketiga kapsul diatas adalah untuk menekan perkembangan virus
­ Tapak Liman 3 x 1 Kaps/hari
­ Juice Jambu Biji Merah
Fungsi kedua bahan diatas adalah untuk meningkatkan kesehatan dan juga tromboisit darah.
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html

Pesan untuk orang tua
­ Jika anak anda mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari segera periksakan ke dokter, dengan tetap memberikan cairan yang cukup dan obat penurun panas.
­ Jika anak anda dinyatakan tersangka demam berdarah yang dipulangkan maka ;
1. control setiap hari ke rumah sakit selam masih demam.
2. berikan obat penurun panas bila diperlukan.
3. berikan minum sedikitnya 4-6 gelas perhari, disamping air putih dapat diberikan the manis, sirup, jus buah, oralit,dll.
4. apabila sewaktu-waktu dijumpai tanda kegawatan ,yaitu ; anak tampak lemas, badan dingin terutama tangan dan kaki, muntah terus menerus, kejang, mimisan, perdarahan lain. Segera anak dibawa kembali ke rumah sakit.
(c) Dr.SuriViana - www.infoibu.com
PENGOBATAN
Untuk mengatasi demam biasanya diberikan parasetamol. Salisilat tidak digunakan karena akan memicu perdarahan dan asidosis. Parasetamol diberikan selama demam masih mencapai 39 derajat C, paling banyak 6 dosis dalm 24 jam. Kadang-kadang diperlukan obat penenang pada anak-anak yang sangat gelisah. Kegelisahan ini biasa terjadi karena dehidrasi atau gangguan fungsi hati. Haus dan dehidrasi merupakan akibat dari demam tinggi, tidak adanya nafsu makan dan muntah. Untuk mengganti cairan yang hilang harus diberikan cairan yang cukup melalui mulut atau melalui vena. Cairan yang diminum sebaiknya mengandung elektrolit seperti oralit. Cairan lain yang biasa digunakan adalah jus buah-buahan.
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html

Penderita HARUS SEGERA DIRAWAT bila ditemukan gejala-gejala seperti di bawah ini :
a. Takikardia, denyut jantung meningkat.
b. Kulit pucat dan dingin
c. Denyut nadi melemah
d. Terjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat ngantuk atau tertidur terus menerus.
e. Urine sangat sedikit
f. Peningkatan konsentrasi hematokrit secara tiba-tiba
g. Tekanan darah menurun hingga kurang dari 20 mmHg
Dengan tanda-tanda tersebut berarti penderita mengalami dehidrasi yang signifikan, sehingga diperlukan pengganti cairan secara intravena (infus-red). Oksigen juga diperlukan pada penderita yang mengalami syok. Transfusi darah hanya diberikan pada penderita dengan tanda-tanda perdarahan yang signifikan.

J. Perencanaan Pulang dan Perawatan di Rumah
1. Beritahu pada orang tua intruksi-intruksi pemberian obat
a) Waktu dan rute pemberian
b) Pemantauan adanya efek yang tidak diinginkan
2. Intruksikan pada orang tua untuk memantau memantau adanya tanda-tanda dan gejala DHF dan melaporkannya dengan segera (misal, renjatan, kesadaran menurun, kesukaran bernapas, penumpukan cairan pada perut, ptekie, ekimosis, darah dalam uria atau feses dan nyeri yang dirasakan anak)
3. Meminta orang tua memantau aktivitas anak
a) Anjurkan aktivitas yang tenang; anak tidak boleh mengikuti olah raga kontak fisik sampai jumlah trombositnya normal.
b) Seimbangkan waktu istirahat dan aktivitas; tingkatkan aktivitas sesuai toleransi.
c) Jelaskan mengenai proses tumbang anak dan intruksikan untuk memfasilitasi anak sesuai dengan proses tumbang.
4. Intruksikan orang tua untuk menghindari kontak anak dengan orang yang sedang infeksi.
5. Intruksikan orang tua untuk menghindari pemakaian obat-obatan yang dijual bebas yang dapat mempengaruhi pembekuan darah (misal, aspirin, antihistamin dan obat anti inflamasi non steroid).



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN DHF
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama irang tua, pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk plek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III,IV), melena atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. pada DHF, anak bisa mnegalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
5. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
6. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik meupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini brelanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak akan dapat mnegalamipenurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
7. Kondisi lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju dikamar).
8. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang dan nafsu makan menurun
2) Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang-kadang anak mengalami diare / konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV bisa trejadi melena.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering kencing, sidikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjaid hematuria.
4) Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur meupun istirahatnya kurang.
5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri lingkungan cenderung kurang terutama untuk memberishkan tempat sarang nyamuk aedes aegeypi.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
9. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. bedasarkan tingkatan (grade) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
1) Grade I : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
2) Grade II : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemhah, ada perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
10. Sistem integumen
1) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin dan lembab.
2) kuku sianosis / tidak
3) Kepala dan leher.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epitaksis) pada grade II,III,IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada grade II,III,IV).
4) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi + yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
5) Abdomen. mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites
6) Ekstremitas. akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang.
11. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb dan PVC meningkat (≥ 20%)
2) Trambositopenia (≤ 100.000/ml)
3) Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
4) Ig D dengue positif
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia dan hiponatremia
6) Urium dan Ph darah mungkin meningkat
7) Asidosis metabolik : pCO2,35-40 mmHg dan HCO3 rendah
8) SGOT/SGPT mungkin meningkat
(Nursalam,2005)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosis medis : dugaan (suspect) DHF
2. Masalah yang dapat ditemukan pada pasien DHF antara lain :
1) Resti gangguan keseimbangan cairan dan elektroilit
2) Nyeri
3) Ketidakseimbangan suhu tubuh (Hipertemi)
4) Resiko tinggi injuri
5) Gangguan pertukaran gas
6) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang proses penyakit, diet dan perawatan
7) Potensial untuk terjadinya tranfusi
C. PERENCANAAN
Apabila terdapat tanda-tanda DHF, segere rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera. Sementara untuk mengatasi permasalahannya, perencaan yang diperlukan adalah :
1. Peningkatan suhu tubuh
1) Kajilah saat timbulnya demam
2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernafasan setiap 3 jam atau lebih sering lagi
3) Berikan penjelasan mengenai penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
4) Berikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan menganjurkan kepada pasien / keluarga untuk bersikap kooperatif
5) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
6) Anjurkan pasien untuk banyak minum, paling tidak ±2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaat bagi pasien
7) Beri kompres dingin pada daerah axilla dan lipatan dada
8) Anjurkan agar pasien tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal
9) Catatlah asupan dan keluaran cairan
10) Berikan terpai cairan IV dan obat-obatan sesuai dengan program dokter
2. Gangguan rasa nyaman nyeri :
1) Kajilah tingkat nyeri yang dialami pasien dengan menggunakan skala nyeri (0-10). Biarkan pasien memutuskan tingkat nyeri yang dialami, tipe nyeri yang dialami dan respon pasien terhadap nyeri
2) Berikan posisi yang nyaman dan usahakan situasi yang tenang
3) Berikan suasana yang gembira pada pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya : membaca buku, mendengar musik dan menonton TV
4) Berikan kesempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan teman-temannya atau orang dekat
5) Berikan obat-obatan analgetik (kolaborasi dengan dokter)
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan):
1) Kajilah keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh pasien
2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim serta hidangkan selagi masih hangat
3) Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
4) Jelaskan manfaat makanan / nutrisi bagi pasien terutama saat sakit
5) Catatlah jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari
4. Gangguan keseimbangan cairan dana elektrolit :
1) Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda klinis
2) Monitor jumlah trombosit setiap hari
3) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pasien
4) Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
5. Kurangnya pengatahuan keluarga tentang proses penyakit, diet dan perawatan:
1) Berikan kesempatan pada pasien / keluarga untuk menanyakan hal-hak yang ingin diketahui sehubungan dengan penyakitnya
2) Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi pasien dan keluarga
3) Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti
6. Potensial untuk terjadinya reaksi tranfusi
1) Pesan darah / komponen darah sesuai dengan instruksi medis
2) Cek ulang formulir permintaan darah sebelum dikirim
3) Sebelum pemberian tranfusi yakinkan bahwa pada daerah tusukan infus tidak tampak tanda-tanda plebitis dan lairan infus lancar
4) Gunakan blood set untuk pemberian tranfusi
5) Berikan cairan normal saline (NaCl) sebelum pemberian tranfusi
6) Jangan tunda pemberian tranfusi lebih dari 30 menit setelah darah diterima dari bank darah
7) Cek ulang / yakinkan bahwa darah ayng akan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien (perhatikan jenis darah, golongan darah, jumlah darah dan masa kedaluarsa). perhatikan dan cocokan kode yang tertulis pada kantung darah dengan label darah yang ada
8) Minta perawat lain untuk bersama-sama mengecek seorang diri
9) Jelaskan tentang tanda-tanda atau reaksi yang mungkin terjadi selama pemberian tranfusi
10) Anjurkan pasien / keluarga melaporkan jika ada tanda-tanda atau reaksi tranfusi.
(Nursalam,2005)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Sudart.2002. Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta : EGC Behrman, Kliegm, Arvin.2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson .Jakarta : EGC
FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak Ed III. Jakarta : EGC:
Nursalam. Dr.dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta :Salemba Medika
Price, Sylvia. Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC : 1994
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
Editor: Tri Djoko Wahono. 2005
(www.medicastore.co.id.2006)
(c) Dr.SuriViana - www.infoibu.com
http://www.rw14.web.id atau http://www.rw14.org
Harry Wahyudhy Utama, S.KedPencapaian Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2004, 2005, 2006
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar